Penyesalan (kenangan emak)

Setiap anak pasti ada penyesalan nya sendiri sendiri. Tapi semua harus dilewati dan dijalani kan. Semua berlanjut. Dulu 6 tahun lalu jam segini (jam 7-10 wita) di mobil sibuk ke cari tiket karena traveloka nya susah jaringan. Rumahku dekat bandara tapi aku pergi ke tengah kota, rencananya ke kantor Lion. Dan ternyata sudah tutup, maka  harus cari ke bandara. 

Aku nangis ketawa nangis ketawa yang mungkin semacam orang ga jelas (ini histeris) saat di kabarin kalau emak ku sudah ga ada. Saat itu aku dalam perjalanan mencari tiket yang seolah semesta tak mendukung. Sinyal yang tiba-tiba menghilang (sinyal telkomsel gangguan), kantor Lion yang sudah tutup, bandara yang sudah tidak ada penerbangan dan tidak bisa mencari tiket lagi dan pada akhirnya menangis di ruang atm bandara dan akhirnya bisa membeli tiket karena sinyal sudah kembali. 

Ya, siapa sih yang tidak menyesal saat semua terlambat. Nyesel iya karena biasanya aku yang tiap hari telpon jadi jarang telpon. 2 minggu sebelum mak’e masuk rumah sakit, akunya kaya sibuk sendiri sampai ga pernah telpon. Pas sudah di rmh sakit pun mikir… nanti aja pas sdh pulang rumah baru telpon ngobrol. Sampai 3 hari di rumah sakit aku cuma telpon mbak ku. Jumat pagi aku minta di sambungkan. Bilang ga bisa pulang dan cuma di jawb  hm.. hm.. sama emakku… dan sorenya jam 4 (aku dapat kabar jam 6 magrib) koma dan 2 jam kemudian,langsung pergi.

 Penyesalan itu selalu ada. Banyak hal yang akhirnya jadi penyesalan sendiri. Kangen emak. Meski galak dia tetap emak ku yang selalu doain aku dan tetep buat ku manja. (Anak bontot yang mungkin paling suka ngelawan kalau di kasih tau. Anak bontot yang merantau paling jauh dan  ga bisa ketemu pas dia pergi. (Miss you mak, doakan aku sukses ya mak seperti doa-doamu dulu).

Bermimpilah

Jangan pernah mentertawakan atau meremehkan mimpi orang, setinggi atau semustahil apapun (selama masih masuk logika).

Seperti aku dulu cita-citaku adalah dalam 3 tahun bisa membuat rumah buat Mak’e , rumah buat sendiri, bisa jalan-jalan ke luar negeri, bisa belajar lagi dan jika dalam perjalanan ada jodoh akupun siap menikah.

Dan cita-cita itu kesampaian meski tidak persis tiga tahun. Aku memang tidak jadi membuatkan rumah Mak’e karena dulu dia memilih sawah, aku bisa menyicil rumah (meski belum susuai yang disuka), aku juga bisa jalan-jalan ke luar negeri dan saat ini aku bisa belajar lagi.

Lebih dari 10 tahun cita-cita itu satu persatu menjadi kenyataan.

Dulu aku diketawain karena ya aku cuma mantan pembantu yang dikasih kesempatan untuk lebih maju, tapi punya cita-cita dan mimpi kok setinggi langit, jatuh sakit.

Nyatanya cita-cita yang belum terjadi tidak membuatku sakit.

Dan beberapa waktu ini aku memiliki mimpi, dalam 3 tahun aku memiliki mimpi yang masih selalu menjadi doa doa ku.

Jadi jangan takut bermimpi, selama mimpimu bukan hanya saat tidur.

Ada beberapa hal yang bahkan aku tidak pernah memimpikan, membayangkan pun tidak, mungkin ini bonus dari allah.

Btw beberapa cita-citanya ada yang sponsori sih tapi tetep aja ya kan. Ga ada yang mustahil lah.

TERAPI MENULIS

Terapi menulis. 

Hari ini aku dan temanku mbak Ayu berbagi cerita. Yang pada intinya adalah kami ingin bahagia dan tidak ingin dihinggapi rasa panik yang berlebihan. Apakah selama ini kami tidak bahagia? Tentu saja kami berbahagia di berbagai hal. Namun ada ganjalan yang sering mengganggu pikiran ini dan itu membuat badan ini protes luar biasa.

Banyak hal yang membuat diri ini yang perlu perhatian khusus. Banyak kesedihan yang belakangan ini kami alami. Kehilangan keluarga tercinta tentu tidak mudah diterima. Bukan kita tidak ikhlas hanya saja, kehilangan orang terkasih meninggalkan lubang luka yang sulit disembuhkan. 

Kami memutuskan ingin mencoba beberapa terapi, salah satunya adalah ingin menerapkan terapi menulis yang mungkin saja akan membantu kami. 

#7 hari berbagi cerita. Aku akan menulis apapun yang aku ingin tulis dan aku akan mempostingnya di blog ku. Bisa tulisan fiksi bisa juga tulisan kesedihan atau kebahagiaan. Intinya aku ingin menulis. 

Ini akan menjadi catatanku, aku tidak berharap dibaca orang namun jika ada yang mengalami hal yang sama, mari kita berbagi cerita. Menuangkan segala emosi diri dalam tulisan yang semoga bisa membantu dalam menghadapi atau dalam mengajak berdamai diri dengan segala persoalan.

Covid itu Nyata

Alhamdulilah.


Cuma kalimat itu yang berulang aku ucapkan sembari menghapus air mata. Iya alhamdulilah.


Sedikit cerita, yang terjadi di Bulan November akhir dan Desember awal.

Saat pagi hari tiba tiba aku tidak bisa mencium bau-bauan bahkan bau mulut sendiri pun tidak tercium. Syok!


Boleh saja kamu tidak percaya dengan adanya covid. Boleh saja dan mungkin itu juga dibutuhkan untuk lebih bahagia. Tapi jika kamu sakit percayalah doa yang kamu lantunkan hanya akan berkisar semoga tidak covid semoga tidak covid. Kamu akan kepanikan saat salah satu atau dua atau tiga danda-tanda covid. Kamu akan panik takut dan percayalah dalam hati doa paling khusuk untuk tidak terjangkit. Kamu akan melakukan berbagai pengobatan. Dan memang tidak boleh panik. Minta dukungan orang terdekat entah sodara ataupun sahabat untuk membantu menenangkan diri.
Aku demam satu hari langsung ke ugd demam turun namun sakit kepala parah. Hati sedikit lega karena meyakini ini hanya masuk angin. Namun disuatu pagi tiba-tiba penciuman menghilang. Aku merasa syok luar biasa dan menangis kejer. Langsung inget untuk tidak panik. Pagi itu juga melakukan repit tes. Inginnya swab tapi hasil harus menunggu seminggu. Jadi memilih mencari yang cepat. Iya rapit. Meski berkata rapit tidak menjamin ketahuan atau tidak covid. Tapi kalau tidak menjamin untuk apa dilakukan? Toh harga juga tidak murah kan?


Hasil keluar non reaktif, namun panik lagi karena ada yang berkata rapit tidak menjamin.
Pada akhirnya konsultasi dengan teman (kebetulan dokter) memang menganjurkan untuk swab . Aku jelaskan kronologi sakit dari pertama. Dan mencapai kesimpulan… coba cek ke dr.THT dulu karena sinus pun dengan gejala yang sama. Dengan pertimbangan berat antara swab atau ke THT aku memutuskan ke THT saja dulu.


Kepala sakit tidak bisa tidur bermalam malam. Pada pemeriksaan ternyata aku terkena bakteri. Entah bakteri apa dokter nya hanya berkata bakteri berbeda dengan virus ya
Dan ini tidak berbahaya. Tapi karena sudah membengkak hilanglah penciuman.
Aku takut sungguh. Tapi dokter berkata tidak apa apa.
Di beri obat semoga segera membaik.


Doaku tiap malam adalah, sembuhkan dan jauhkan dari semua penyakit ini. Sakit itu tidak enak dan percayalah jangan sampai mengalami saat covid masih merajalela. Ketakutan akan covid itu nyata. Jangan anggap remeh dan menyepelekan.

(Lanjutannya ada ya)

Simpul yang Terlepas

Menjalin pertemenan atau persahabatan itu tidak ubahnya dengan menjalin kasih. Saling percaya saling mendukung dan saling sayang. Seperti layaknya kepada kekasih kita akan menuntut kasih sayang timbal balik.

Butuh waktu untuk bisa menjadikan seseorang sahabat.
Namun seperti juga pasangan kasih yang bercerai karena berbagai alasan atau pun berselingkuh dari pasangan, persahabatan pun bisa mengalami hal yang sama.


Kita memiliki tali dengan simpul. Dan waktu yang akan membuktikan… akankah simpul bertahan dengan semua terjangan waktu atau akan terlepas dengan paksa atau sendirinya.

Aku dan kamu, terjalin persahabatan yang sangat erat, namun takdir berkata jika aku dan kamu tidak bisa bersama sampai akhir. Persahabatan kita terlepas saat kamu memilih menyakitiku dan memilih memotong simpul tali yang kita punya.

Berbahagialah dengan pilihanmu, aku juga akan bahagia dengan hidupku tanpa ada kamu dalam perjalananya.

Sedikit Cerita

Aku menatap jam dengan terkejut. Pukul 3 dini hari. Buru-buru aku mematikan laptopku setelah memastikan jika tugas kuliahku terkirim. Lelah, namun aku bersyukur menjadi seperti sekarang. Jika saja aku tidak merantau ke Jakarta mungkin jalan hidupku akan berbeda cerita. Aku menguap namun kantuk tak kunjung datang. Aku berusaha memejamkan mata namun pikiranku malah berlarian kesana-kemari hingga ingatan masa lalu mencuat.


Bukan ingatan sedih ataupun menyakitkan, hanya ingatan samar saat ingatan nama mengusik. dan bukan hanya sekali dua kali namun sudah bertahun- tahun, karena aku pernah merasa bersalah dengan pergi tidak kembali tanpa sempat berpamitan.


Dulu saat aku masih belia aku pernah bekerja pada sebuah keluarga yang sangat baik. Aku masih terlalu belia untuk bekerja, namun tuntutan ekonomi memaksaku untuk memilih jalan itu. Iya aku bekerja menjadi seorang pembantu di sebuah keluarga. Aku mengingat dengan jelas meski sudah bertahun-tahun telah terlewati. Aku tidak tahu apa yang membuat mereka istimewa namun nama kedua anak yang pernah ku asuh tak pernah aku lupakan.

Mungkin disuatu masa aku melupakannya namun seringkali ingatan akan kelucuan kedua balita itu masih seperti menghantuiku. Meskipun tentu saja, saat ini mereka tak lagi menjadi balita.


Kembali aku menghela napas. Apakah tidak masalah jika aku mulai mencarinya? Entahlah apalah aku ini? Cuma pembantu.


Pagi ini aku harus kunjungan ke rumah sakit, karena dokumen SPJ ataupun kontrak kelengkapan berkas harus aku tanda tangani untuk pencairan dana. Dengan masih mengantuk aku pun berangkat. Tidak perlu pake bedak maupun lipstik karena toh percuma tak akan ada yang memperhatikan.


“Maaf saya terlambat karena macet” ucapku kala bertemu dengan bagian ibu Sofi bagian PPK nya. Aku tersenyum ramah, benar aku tidak beralasan karena tadi ada kendala saat pagi.


Aku terjatuh tersandung dan terjatuh sampai lutut berdarah dan kaki keseleo. Sungguh sakit rasanya. Oh aku lebih merasakan sakit daripada malu dilihat orang. Karena menurutku jatuh tersandung bukanlah aib, tapi memang karena aku sedikit ceroboh.


Entah setan mana yang merasuki aku hingga aku mencari nama seseorang. Dan dengan beraninya aku mengirimkan permintaan pertemanan. Aku tidak berharap banyak dan tidak berpikir jika aku akan mendapatkan balasan secepat itu karena aku melihat akun sosial media nya sudah sangat lama tidak update.


Dan dengan hati penuh berdebar aku memperkenalkan diri kembali, iya aku memperkenalkan diriku yang dulu bukan yang sekarang.
Aku ingin meminta maaf karena aku merasa seharusnya aku tidak bertindak seperti dulu. Aku tahu meskipun dilupakan namun pasti saat kejadian ada rasa marah maupun kecewa, dan aku butuh kata maaf itu.
Butuh bertahun-tahun namun tidak ada salahnya kan? karena kisah hidupku saat ini tak akan pernah menjadi seperti sekarang jika aku tidak melakukan kesalahan itu. dan tentu saja aku berhutang terimakasih dan kata maaf.


Banyak cerita yang pada akhirnya akan menjadi kisah menarik. Yang mungkin saja akan menjadi jalinan pertemanan yang dulu tidak pernah aku bayangkan.

Memory Hati

Saat itu hujan lebat sangat , aku berdiri ditepi emperan busway, sudah penuh bukan hanya calon penumpang tapi banyak sekali pengendara sepeda motor yang ikut berteduh. Menggigil karena angin cukup kencang dan tampias air tetap mengenai diriku. Tidak membuat basah hanya tetap menjadi lembab.

“Pindah sini mba.” Katanya kala itu. Aku tersenyum mendapati seorang pria yang menawarkan tempatnya untukku. Bukan tempat duduk hanya saja tempatnya berdiri lebih terlindung dari hujan.

“Makasih mas.” Aku membalas senyumnya dengan tulus. Senyum yang berkendis (lesung pipi) membuatnya terlihat ramah.
Itu kali pertama aku melihatnya dan menjadi titik awal pertemuan pertemuan berikutnya.
Tidak, dia tidaklah meminta nomer hapeku . Kami juga tidak terlibat obrolan seru. Kami hanya saling melempar senyum saat bertemu. Aku menyukai senyumannya.

Pernah di satu masa setelah sebulan kami hanya saling senyum dan setelah seminggu aku tak melihatnya .
Aku terdorong saat berdesakan memasuki pintu busway dan jepit rambut ku terjatuh disela sela pintu dan busway. Aku menatap sedih dan hanya bergumam. Bagaimanapun itu jepit rambut kesayangan karena peninggalan ibuku yang empat puluh hari berpulang. Aku sudah mengiklaskan barang kesayanganku itu, tapi rupanya si mas berlesung pipi melihat dan meminta kepada penjaga pintu untuk turun. Dengan gesit dia turun untuk mengambilkan jepit rambut yang tentu tidak ada harganya dibanding dengan nyawanya jika terjepit bus . di bawah tatapan seluruh penumpang busway dia menghapiriku.
Aku terseyum haru saat dia sudah didepanklu dan mengulurkan tangannya. Ingin, sungguh ingin aku memeluknya dan berucap banyak banyak terimakasih. Tapi yang kulakukan hanya mengguk dan menunduk. Malu .

Busway penuh hampir setiap hari, dan saat seperti itu wanita rentan sekali dengan pelecehan. Tak terkecuali aku. Ada seorang pria yang berdiri dibelakangku dan dengan kurang ajarnya menggosok gosokkan tubuh bagian depannya. Aku marah dan menegur namun dengan keadaan yang penuh sesak aku harus menelan segala kejengkelannku apalagi dengan seringai mesumnya membuatku ingin muntah.
Aku ingin pindah tapi sungguh sangat penuh, aku juga ingin berteriak tapi sungguh aku tidak bisa. Aku tidak bisa berteriak tidak bisa memaki ataupun menjerit. Aku sudah menginjak kakinya tapi semakin brutal mengosokkan kemaluannya.
Saat air mata ingin keluar, dia yang berdiri disebelahku segera menarik menyuruhku pindah ke tempatnya. Lagi, dia melindungiku.

Aku ingin berkenalan namun sepertinya dia enggan berbicara. Saat aku memanggilnya lirih dia hanya menatapku dan menaikan alisnya, namun sebelum aku berucap lagi lagi matnya beralih ke buku di tangannya dan melanjutkan membaca. Di tempat penuh sesak pun dia tidak berhenti membaca. Ingin aku bertanya tentang isi buku itu, karena buku yang dibaca sudah berganti, tapi aku tahan. Aku tersenyum dalam diam dan menikmati aroma parfum yang menguar dari tubuhnya. Kami saling menempel tapi aku tidak merasa dilecehkan ataupun jijik.

Mungkin aku seperti gadis tidak tahu diri dan tidak tahu terimakasih. Tapi itulah caraku untuk tidak mengganggunya, dia tidak suka diganggu. Aku tahu, karena seringnya bersua dia hanya sibuk dengan dunianya sendiri, dia membaca tanpa terganggu dengan hiruk pikuk sekitar. Rasanya aku ingin menjerit saat kulihat ditangannya sebuah buku yang sangat aku hapal betul isinya. Kisah seorang anak yatim piatu yang ternyata sangat terkenal di dunia sihir. Iya serian Harry Potter, sungguh aku hampir tidak bisa menahan diri jika tidak kulihat dia memberungut kesal sesudah menerima panggilan telepon. Aku menatapnya dan dia menatapku. Sebuah senyum terukir di bibirnya. Dan sebuah ucapan perisahan terucap saat dia turun.

Waktu berlalu aku tak pernah lagi berjumpa. Aku selalu menunggu dan menunggu namun tak pernah sekalipun aku melihatnya. Aku berharap jika bertemu aku ingin menebalkan muka dan berkenalan dengannya. Tak peduli jika dia hanya menatapku dan memberikan senyum saja, tak peduli aku akan terus mencoba. Namun sayang sepertinya waktu tidak lagi memihakku. Sudah lebih dari tiga tahun aku menjalani rutinitas sama hanya ingin berjumpa dengannya. Kala hujan kala terik kala mendung bahkan sudah tidak ku hitung pagi maupun malam. Pernah satu hari penuh aku berdiam diri namun semua tidak ada arti.
Kini sudah lebih dari sepuluh tahun, namun sosok si mas berlesung pipi selalu ku ingat. Bagaimanapun dia pernah singgah di hatiku tidak mungkin ku lupa. Meski sekarang aku hanya memiliki nya sebagai memory di hatiku.

30 hari mengatur pola makan sehat

​Hallo … 

Mau seseruan sama aku, nggak? Kalau mau, ayok! Tapi kalau ga sih ya ayo tepukin tangan aku aja deh. Biar ga malas malasan lagi.
Sebenarnya ini adalah caraku untuk mencari teman. Kenapa? Karena aku memang sedang program menurunkan berat badan, nih.
Diet atau menurunkan berat badan itu butuh dukungan loh, karena ya kadang-kadang suka jenuh. Sudah sebulan ini aku membiarkan diriku seenak jidat lagi. Beratku beranjak naik lagi. Bayangin ya, nurunin satu kilo aja butuh perjuangan loh. Ini malah beranjak terus.
Oh ya aku ga mau sebutin beratku yaaaa (tidak sopan buat wanita) tapi teman teman terdekat pasti tau seberapa besarnya aku. Huahahaha!
Iya aku tahu, tak perlulah diet-diet segala. Gendut itu lucu dan menggemaskan. 

Aku nggak bilang gendut itu ga lucu kok, cuma aku yang sudah keberatan badan ini, mulai wajib sadar diri. Jadi aku tetap butuh menurunkan beratku dan pastinya mengubah pola pikirku.
Bahwa hidup sehat itu penting.
Sudah hampir setahun aku ngejalani cara hidup sehat (catatan : kalau lagi ga kumat nakal dan ga setres ya).
Jadi aku berkeluh kesah ke Cindy dan dia mengajakku membuat tantangan diri. Ini juga yang akan aku kasih tahu ke kamu… Gimana kalau kita melakukan 30 hari makan sehat dan olahraga? Melakukan dengan senang tentunya. Gimana, coba?
Gampang kok… selama 30 hari mari kita jalani. Hmmm kalau mau nakal bolehlah ya. Tapi jangan kebablasan dan kalap, ya. Tapi selama bisa nahan jangan pernah coba coba ya, soalnya kalau begitu, risikonya berat.

Pasti malas melanjutkan. Sayang toh?
Apakah tantangan  ini hanya untuk menurunkan berat badan?
Enggak kok, semua orang bisa melakukan. Karena pada dasarnya mengubah pola makan dan pola pikir kita tentang makanan. Dan bonusnya badan pasti lebih ramping dan tentunya makin sehat.
Nah ini yang harus kalian lakukan. Tidak perlu persiapan khusus, hanya saja persiapkan mental saja. Karena saat kita memutuskan diet, godaan makanan pasti akan bertubi tubi dan kadang menghadapi juga nyinyiran temen temen sendiri. Percaya deh sama aku. Tapi kalau turun teman teman akan ikut bersorak loh.
Untuk target  aku target 10 kilo untuk 1 bulan.
Wow banyak ya? Buat aku engga banyak. Karena aku butuh 30 kilo lagi untuk mengusir lemakku. Hohoho. Dan aku pernah mencapai 9 kilo sebulan kok. Hahahhaha jadi aku mau nyoba lagi siapa tahu mampu. Ga ada salahnya toh buat target tinggi.
Dan kalau sampai tercapai aku mau beli buku yang tebel itu. Terserah judulnya pokoknya hadiah buat diri sendiri. Hmmm kenapa harus buku tebal. Karena aku memang penimbun. Dan kenapa kita harus menghadiahin diri sendiri? Ya jawabannya… kenapa tidak? Kan kita melakukan dengan happy. Hadiah buat diri sendiri sih terserah masing masing ya. Kesukaan kan tidak sama. Dan kubisikin.. minta hadiah dari orang terdekat juga boleh (itu yang aku lakukan sih).
Ini caranya ;
: 3x makan besar menu sehat (pagi, siang, malam) 

2x snack dibawah 100 kalori  ( jam 10 pagi dan 4 sore)

: dan post share di FB  dgn #30DayChallenge #eatToLoseFat
 Olahraga minimal 5 menit setiap hari

Makannya apa? Pokoknya jangan yang di goreng goreng yaaaaa apalagi pas makan lauknya pake kerupuk dan kawan kawannya (nangis di pojokan).

Snacknya  boleh fitbar (iklan tak berbayar) atau buah. Tapi ku sarankan buah saja ya. Kalau aku sih suka malas ngupas sih… hehehhe
Kalau mau minum susu  juga bisa, aku sarankan minum susu beruang (lagi lagi, ini iklan tak berbayar). 
Nah gampang kan? Mari kita lakukan. Kalau butuh contoh makanan sehat nya. Ini aku contohin. Lebih bagus kalau masak sendiri buat bekalnya (karena lebih fres dan bisa mengontrol minyak , garam dan kalau perlu ga pake penyedap rasa).

Liku liku suatu grup

Sudah lama tidak menulis ngaco. Jadi saat nulis ngaco itu artinya diriku kembali. Hmmm… Jadi aku ingin berbagi cerita saja. Tidak maksud untuk menyinggung siapa pun, tapi jika tersinggung itu hak masing masing kan.

Aku akan berbagi suka duka dalam sebuah grup. Ada yang sangat membuatku nyaman dan bisa mengimbangi, meskipun kadang obrolannya ngacau dan tidak jelas. Ada yang membuatku memutuskan keluar daripada melihat teman yang sedang marah marah karena seorang idola dan ada yang membuatku terpaksa keluar karena memori penuh dan ada juga yang akhirnya keluar karena banyak hal yang tidak menyenangkan. Tapi intinya, aku keluar, bukan aku memaksa atau mengatur isi chat seseorang hanya kerena aku tidak suka chat itu. Karena aku sadar, saat aku masuk dalam grup artinya aku terima segala resiko. Notif penuh, memori hape lambat dan kemungkinan hape akan kalah dan mati. Namun kebahagiaan mendapatkan teman baru dari segala profesi dan segala negri membuat semua itu tidak masalah.

Jadi ceritanya, beberapa hari lalu, lagi lagi grup kesayangan ku terguncang. Lagi lagi dan lagi. Kenapa aku bilang lagi? Karena ini bukan kali pertama grup jadi kacau dan saling sungkan. Tapi ini adalah ketiga kalinya hingga membuat banyak orang marah. Sebenarnya asik asik saja jika tidak banyak aturan. Hmmm… Kami ini banyak pribadi dan ini bukan komunitas yang sebesar Goodreads atau BBI yang harus dibikin aturan formal. Kami hanya sekumpulan teman yang hobi baca dan diberi wadah sebuah grup di WA. Ya ya, mungkin niatnya bagus memberi aturan tapi, apakahah sebuah obrolan harus diatur juga? Apakah jika susah menghapal penulis atau judul buku hanya boleh diam? Apakah jika bercanda dengan mengatakan “saya mau kripik atau cowok cakep (foto aktor aktor) itu suatu yang tidak pantas? Terlalu . Namun aturan itu ada dari Selasa sampai Minggu hanya boleh ngobrol dan OOT hanya Senin. Pernah, dan saat Senin aku ngobrol kaya orang kesambet tapi masih ditegur juga pernah, tapi aku hanya akan menjawab. Hari ini oot! Hingga puncaknya aku disemprot seseorang hanya karena aku salah mengingat seorang penulis, dan dianggap aku memenuhi notif. Untuk memastikan aku menghitung berapa yg ku tulis. Dan bayangkan cuma 12 di banding 100 lebih. Entah mata nya yang error atau otak nya lagi ketinggalan. Ya saat itu aku langsung mejawab dan terjadi perdebatan. Hingga admin memutuskan ingin menutup. Tapi batal karena banyak yang protes dan akhirnya dia memilih keluar. Tepuk tangan buat dia yang akhirnya mundur dan bukan mengatur grup lagi. Dan kami? Bebaaaaas…dan aturan baku itu tidak diperlakukan lagi.

Sebenarnya jika sebuah grup, jika hanya 1 atau 2 orang yang sangat tidak menyukai obrolan itu, baiknya diam saja kan? Dan untuk urusan japri melarang kita untuk tidak menulis kata kata yang menurut nya tidak disukai,dan dia merasa terganggu? Itu sangat tidak sopan! Ingat sebuah grup bukan milik pribadi. Itu harusnya diingat, bukan alasan sayang atau apa jadi ditegur. Cih
..bohong banget kan itu. Kecuali kalian memang sudah akrap. Meskipun akrap pun, rasanya aneh di pm hanya untuk di larang berbicara di grup. Tapi aku bisa menerima. Aku mengerti yang dimaksud.
Pernah, beberapa tahun aku diusik dengan teman satu grup. Dia tidak suka diriku, menganggap aku cari sensasi dan lain-lain. Tapi apa dia bisa mengatur grup untuk semau dia? Tidak, teman ku akhirnya keluar dari komunitas itu. aku sedih, tapi sekarang kami tidak pernah membahas hal itu dan kami berteman kembali.

Intinya, hak apa sih yang membuat seseorang mengatur grup dengan alasan yang katanya untuk kebaikan grup? Ga ada! Kalian ga ada hak mempermalukan orang. Itu akan menghancurkan pertemanan.

“Ah aku sudah minta maaf kepada orang yang ku tegur , harusnya tidak perlu di bahas lagi! ”

Kamu lupa, seberapa sering kata maaf diucapkan. Berharap tidak dibahas dan tidak membuat semakin panjang. Apakah kamu berhenti ? Tidak! Jadi tidak ada artinya maaf, maaf hanya bisa membuat bebanmu sedikit terangkat, tapi tidak bisa menghapus semua kesalahanmu. Berapa banyak yang simpati sama kamu? Gak ada! Kalau pun ada, itu artinya kalian memang cocok dan lebih baih kalian membuat grup yang kalian bisa atur. Ku jamin, tidak sampai sebulan akan hancur. Karena sifat kalian sama, ingin menjadi ratu dan panggung tidak akan cukup. Apakah aku kasar? Tergantung siapa yang baca. Apakah kamu tersinggung? Silahkan, dari awal aku sudah bilang, tidak bermaksud menyinggung. Kamu merasa hebat dengan caramu, aku ? Aku hanya menulis di blog pribadiku. Kamu merasa hebat dengan mengatakan hal yang membuat orang lain tidak nyaman, jadi jangan berharap orang tidak melakukan hal sama. Ada aksi ada reaksi, itu sudah menjadi hukum alam .

Apakah aku marah saat menulis ini? Tidak… Aku tidak marah atupun tersinggung.  Dari kejadian kemarin aku tidak tersinggung ataupun marah, aku hanya gemas dan merasa saatnya aku mengungkapkan semuanya. Aku hanya sedang ingin menulis saja.. Cuma menyayangkan saja, sebuah grup akhirnya hancur (ah tidak tahu ancur tidak, tapi pasti tidak sebebas lalu) karena takut si ratu akan tidak suka. Eh maaf jika aku menyebut ratu. Karena bagiku ratu adalah orang yang berkuasa dan mengatur negara. Jadi wajarlah ya kalau di kasih predikat ratu dariku.

Sebelum menghancurkan perasaan dan mempermalukan orang lain, berkacalah. Apakah kalian tidak pernah melakukan hal sama? Coba cek lagi. Karena aku masih ingat seberapa sering kalian mengatakan hal sama , yang kau katakan membuat kau pening.